Aku Tidak Tahu, Apakah Aku Harus Menangis ataukah Tertawa Miris Melihat Kalian…

Aku Tidak Tahu, Apakah Aku Harus Menangis ataukah Tertawa Miris Melihat Kalian…
oleh: subbhan a, blogger.

lebanon1

Peta serangan massive Israel terhadap infrasturture Lebanon

12-Juli-2006, dimulai perang Hizbullah versus Israel fase ke-2. Perang berlangsung selama 34 hari, dan berakhir tgl 14-Agt-2006. Israel kemudian, menarik blokadenya terhadap perairan lebanon tgl 8-Sep-2006.

Dengan ditemukannya sejumlah device peralatan buatan Iran, dan peran Syria yang membiarkan perbatasannya sebagai basis penyelunduoan peralatan perang kpd Hizbullah, banyak pihak menyebut perang ini sebagai perang proxy Israel versus Iran/Syria ronde pertama.

Hizbullah, milisi terkuat di Timur tengah itu, memulai perang ketika sejumlah petempurnya menembakkan roket di perbatasan Israel, menggunakan ATGM utk menembak patroli tentara Israel, dan mengakibatkan 3 tentara israel terbunuh. Dua tentara Israel yang masih hidup, ditawan dan digunakan Hizbullah sebagai bagian pertukaran tahanan. Hizbullah meminta milisi yang ditangkap Israel dilepaskan utk ditukar dengan tawanan.
baca selanjutnya >

Bashar Assad: The Legend..

Bashar Assad: The Legend!
oleh : subbhan a, blogger

DHJDYoXXUAA_yrv~2

foto: Presiden Bashar Assad

Sejak kapankah Bashar Assad kau tuduh kafir, O Ikhwanul Muslimin?
Mengapa kafirnya Bashar Assad hanya terdengar sejak tahun 2011 dan bukan sebelumnya?
Kemana kalian ketika Syria dibawah Hafez Assad, ayah Bashar Assad, menerima dgn tangan terbuka eksistensi Hamas dan menampung jutaan pengungsi palestina.
Adakah sebutan kafir untuknya?

Kemana kalian ketika Bashar Assad bersama sahabat2nya Iran dan Hezbollah membantu Hamas dalam konflik Gaza 2008-2009?
Adakah sebutan kafir untuknya?

Negara2 arab bahkan mengecam kalian sebagai pihak agressor yang membahayakan negara2 arab krn kalian terjun dalam konflik dengan Israel.
Tidak ada yg membela kalian sejak awal krisis Gaza 2008-2009 dimulai kecuali Bashar Assad.


Jika Bashar Assad memang kafir dan sesat seperti tuduhan kalian, mengapa Hamas mencari perlindungan dibawah Bashar Assad?
Bukankah kalian menganggap: kafir hukumnya meminta perlindungan terhadap orang kafir?

Jika Assad tidak kafir saat itu, maka mengapa kalian menghina Assad sebagai pemimpin yg kafir dan sesat?

-subbhan a

Inikah dia Sang Diktator,
yang (katanya) membunuh rakyatnya sendiri,
yang menyembelih wanita dan anak-anak,
dan membantai orang tua dan kaum papa.

Aku lihat dia berjalan sendiri ditengah kota,
tanpa rasa was-was dan ketakutan,
tanpa pengawal ditengah ancaman perang.

Dia berjalan menuju kerumunan,
menemui massa:  wanita, anak2 dan orang tua,

Aku takut, apakah dia sekali lagi akan menujukkan kebengisannya?
Apakah dia akan membunuh kerumanan manusia?

ternyata aku melihat sebaliknya.
para wanita berebut memeluknya.
para anak2 berebut menciumnya.
para orang tua menestakan air mata melihatnya: mengagumi dan menghormatinya.
Disana, aku lihat parade tatapan cinta..
Sekiranya aku tidak mengenal dia, maka aku tidak bisa membedakan, manakah sang penguasa  dan manakah sang rakyat jelata.

dengan apa o Bashar, kau rebut cinta rakyatmu?
ternyata semua berita buruk tentangmu, hanyalah kedustaan.
baca selanjutnya >

Hizbut Tahrir : Abdullah bin Saba Modern

artikel in sebenarnya saya tulis setahun yang lalu dan saya sebar ke beberapa group WA yg saya ikuti. Ketika itu organisasi politik Hizbut Tahrir belum resmi dilarang. Karena itu website resmi mereka saat itu: hizbut-tahrir.or.id masih bisa diakses. Karena satu dan lain hal, artikel ini kemudian hilang bersama beberapa data yg saya miliki. Untungnya backup nya secara tdk sadar masih tersimpan di google drive.

 
Saat ini, HTI sudah resmi dilarang, tapi ide2 mereka masih laku dikalangan islam radikal. Tidak ada salahnya, jika saya membagikan ini..

Hizbut Tahrir : Abdullah bin Saba Modern
Oleh: subbhan a, blogger.

PicsArt_12-15-09.25.47

Demo HTI mengutuk Bashar Assad tanpa mereka memahami sama sekali peta konflik Syria yang sarat kepentingan

Dalam literatur sejarah sunni, dikenal seorang tokoh legendaris Abdullah bin Saba. Dialah manusia yang dituding sebagai penyebab perpecahan umat Islam pasca wafatnya Rasulullah saw. Bekas yahudi yang kemudian memeluk islam ini diceritakan mampu keliling dari satu kota ke kota lainnya utk menimbulkan fitnah dimasyarakat islam.

Dia dianggap bertanggung jawab untuk mengacaukan daerah kekuasaan syam dibawah gubernur Muawiyah. Dia pula yg terlibat pembunuhan Utsman. Penyebab perang jamal, shiffin bahkan nahrawan.

Pendeknya, dia yang sejatinya tidak memiliki milisi dan kekuasaan, tapi dianggap memiliki pengaruh yg sangat signifikan dalam membentuk wajah islam pasca wafatnya Rasulullah. Setidaknya, dia dianggap tipe pelaku behind scene utk semua kekacauan yg muncul saat itu.

Perbuatan nista Abdullah bin Saba ini ternyata tidak unik.

Abad ini, kita mengenal organisasi yg mencatut nama islam, mengklaim berjuang menegakkan kekhalifahan islam, keliling dari satu negara ke negara lainnya, membuat fitnah dgn mengatasnamakan islam, hingga terjadi kerusakan dan lalu cuci tangan atas perbuatannya.

Sebut saja namanya Hizbut Tahrir (HT).

baca selanjutnya >

Bouthi, Islam dan Politik

Bouthi, Islam dan Politik.
by subbhan a, blogger

images (2)

AsSyahid Syaikh Pror Dr. Said Ramadhan alBouthy ra, permata Syria, ulama besar sunni Syria

“Dimasa yang kita jalani ini,
kita merenung dan memikirkan,
bukan tentang mereka yang tersesat dari islam,
bukan pula tentang mereka yang menyimpang dari jalan Tuhan,
melainkan tentang mereka yang disebut sebagai kelompok islamis.

Yang mana penyebutan ini tidak memiliki akar didalam sejarah islam.

Saya merenungkan keadaan mereka,
ternyata mereka menggunakan islam sebagai tangga yang remeh dan rendah untuk mencapai ambisi, tujuan dan kepentingan kelompok mereka.

Betapa sering kita dapati biografi seorang tokoh, dimana kelompok islamis ini, mensifati sang tokoh dgn berbagai sifat yang yang lebih baik dari kaum muslimin lainnya, yang taat dan tulus kepada Allah dan tulus kepada kaum muslimin.

Lalu kemudian, kita lihat kelompok islamis ini (tiba2 berbalik) menuduh tokoh tersebut kafir. dan menuduhnya telah menyimpang total dari jalan Allah.

Padahal tidak pernah turun wahyu mengenai pensifatan terhadap tokoh tersebut kemarin, dan tidak juga turun wahyu mengenai pensifatan tokoh tersebut di hari ini.

Tapi karena alasan politik yang mengharuskan mereka memuji2 tokoh tersebut kemarin, sementara hari ini, politik telah mengharuskan mereka mengkafirkan tokoh tersebut.

baca selanjutnya >

Kemajuan Kampanye Militer Putin di Syria, Pusingkan Koalisi USA

Lebih dari 13 bulan koalisi USA membombardir militan pemberontak di syria dan Irak. Koalisi USA melakukan 9000 serangan mendadak selama kampanye militernya.

Hasilnya: ISIS malah mengusai provinsi Anbar Irak, Mosul Irak,  Palmyra Syria, Yarmouk Syria, sebagian Aleppo dan banyak pedesaan Syria. Belum lagi kemajuan faksi teroris syria lainnya di banyak kota syria.

Padahal, ketika USA menyerbu Irak, USA melakukan 9000 serangan mendadak hanya dalam waktu 48 jam. Dan hanya dalam tempo 2 minggu, pasukan koalisi USA sudah sampai didepan gerbang istana Saddam di Baghdad.

Dan jika sampai hari ini masih banyak simpatisan teroris mengkhayal betapa hebatnya para teroris wahhabi dalam melawan koalisi USA, saya cuma bisa bilang: Fuck!

Kalian mungkin bisa membodohi makhluk-makhluk cingkrang otak, tapi jangan coba-coba bodohi kami. Idola kalian -para teroris wahabi- tidak sehebat yang kalian pikirkan, dan jika bukan karena dukungan tanpa batas Turki, Saudi, Qatar, USA dan Nato, maka sejak lama tentara arab Syria dapat mengusir bahkan menghabisi para teroris.

Dan kebohongan kampanye militer USA dan dukungan diam-diam kepada para teroris mulai terekspose ketika Russia memulai operasi militer di syria, 30-september-2015.

Hanya dalam waktu sebulan, tentara Arab Syria (SAA) dibantu Hezbollah dapat mengambil kembali wilayah syria seluas 500 km2. Dan 3 bulan setelah kampanye militer Russia, SAA dan hezbollah dapat merebut Homs sepenuhnya, membebaskan kuwaeres yg telah dikepung teroris wahabi selama lebih dari 2 tahun, membebaskan banyak desa di selatan dan barat aleppo (dan hanya soal waktu utk merengsek hingga kota Aleppo), membebaskan banyak kota di syria utara yg berbatasan dengan Turki, Lattakia hampir bebas sepenuhnya dan mengalami banyak kemajuan di Damaskus Timur, Daraa, Idlieb, Hama dan Palmyra.

Dan jika Russia, SAA dan hezbollah dapat menjaga momentum ini, paling tidak sampai pertengahan tahun depan, mereka dan rakyat syria dapat mengusir para teroris wahabi  dari bumi tercinta Syria. Allahu Akbar! Allahumma sholli ala Muhammad wa aali Muhammad.

Amerika tahu hal ini, Obama tahu hal ini, Kerry mengetahui dengan jelas fakta ini dan para Elite Amerika yang mengendalikan perang syria, juga tahu hal ini.

Karena itu, mereka tergopoh-gopoh mendatangi Putin meminta gencatan senjata untuk menyelamatkan para teroris wahabi dukungannya. Sangat aneh jika Amerika meminta gencatan senjata, sementara yang sedang Russia dan Syria perangi adalah para teroris dan bukannya sebuah negara. Kecuali karena alasan Amerika mengkuatirkan kekalahan para teroris binaanya, maka tidak alasan lainnya.

Untuk itu, saya sertakan artikel dari Mike Whitney, seorang kontributor “AK-Press” dan berbasis di Washington. Mike Whitney dengan sangat bagus membongkar motif sebenarnya Kerry dan pemerintahan Obama ketika menemui Putin.

Selamat menikmati!

Kemajuan Kampanye Militer Putin di Syria, Pusingkan Koalisi USA
oleh : MIKE WHITNEY

kerryputinmoscow-510x321

Sangat luar biasa bahwa pemimpin Barat hanya ingat mengenai gencatan senjata ketika para teroris (wahhabi) kehilangan banyak wilayah (di syria). Kenapa mereka tidak membawa perdamaian di tanah syria sebelum operasi militer Russia dimulai?

-Iyad Khuder, analyst politik Damaskus

Bayangkan jika rakyat Amarika memilih presiden yang jauh lebih buruk dari George W Bush atau Barack Obama. Seorang diktator tulen. Apakah hal tersebut cukup untuk menjustifikasi bagi seseorang seperti Vladimir Putin mempersenjantai dan melatih para tentara bayaran Kanada dan Meksiko untuk menginvasi Amerika, membunuh rakyat sipil, menghancurkan kota dan infrastrukture, menguasai ladang minyak dan pipa gas, menyembelih pegawai pemerintahan dan para tawanan yang ditangkap, mendeklarasikan negara sendiri dan melakukan segala cara untuk menjatuhkan presiden terpilih?

Tentu tidak, pertanyaan tersebut adalah pertanyaan bodoh. Tidak peduli seberapa buruknya presiden Amerika, itu bukanlah alasan untuk menginvansi amerika menggunakan tentara bayaran asing. Dan ya, kebijakan bodoh itulah yang dipertahankan John Kerry, sekretaris Negara USA, didepan sidang PBB jumat 18-Desember-2015. Dengan alasan omong kosong “Jalan menuju perdamaian”, Kerry diam-diam mempertahankan kebijakan USA di syria yang menyebabkan kematian lebih dari 250 ribu rakyat syria dan menghancurkan negara syria.

Dan ingat, Kerry tidak membawa kasus ini ke Sidang PBB karena Amerika serius untuk mencapai perdamaian. Itu omong kosong. Apa yang Kerry inginkan adalah sebuah resolusi yang dapat melindungi para teroris wahhabi dari kekalahan akibat gempuran Russia. Pemerintahan Obama melihat dengan jelas akan kekalahan para teroris wahhabi dukungannya dan kemenangan Russia, jadi mereka berupaya merancang rencana untuk melindungi para teroris dilapangan. Karena itu mereka begitu ngotot untuk meminta gencatan senjata. Itulah alasan kenapa Kerry menginginkan “Perpanjangan waktu” agar diantara para teroris wahabi yang bertikai dapat bersatu membentuk group yang lebih kuat atau mundur.

Mari kita lihat ringkasan keputusan PBB dan anda akan melihat maksud dari keinginan Kerry:

Resolusi pertama akan memfokuskan pada upaya politik untuk mengakhiri perang yang telah berjalan selama 5 tahun, maka Dewan Keamanan hari ini akan memberikan peran lebih kepada PBB untuk mengawal pihak oposisi berunding mengenai transisi politik, penjadwalan gencatan senjata, konstitusi baru dan pemilu dibawah naungan PBB.

(Dewan Keamanan) mengakui hubungan erat antara gencatan senjata dan proses politik secara paralel, dan memberlakukan sesegera mungkin bagi semua pihak untuk memulai langkah awal menuju transisi politik di bawah naungan PBB

Resolusi itu meminta kepada Ban Ki-Moon melalui kantor Utusan Khusus, Staffan de Mistura, untuk menentukan segala hal yang berkaitan dengan gencatan senjata dan rencana untuk mendukung pelaksanaannya, sementara mendesak negara-negara anggota, khususnya anggota ISSG, untuk mempercepat semua upaya untuk mencapai gencatan senjata , termasuk menekan semua pihak yang terkait untuk mematuhinya.

[baca : Dewan Keamann berikan peran lebih kepada PBB]

Untuk memastikan keperluan monitoring gencatan senjata dan mekanismenya, Dewan akan meminta Ban Ki-Moon untuk melaporkan kembali hasil opsi tersebut dalam satu bulan dan meminta negara2 anggota untuk memberikan ‘pengalamannya sebagai bentuk kontribusi’ untuk mendukung mekanisme tersebut’. “

Lihat apa yang saya maksudkan: gencatan senjata, gencatan senjata dan gencatan senjata. Semuanya tentang gencatan senjata. Kerry ingin gencatan senjata. Obama ingin gencatan senjata. Pihak Elite Amerika Serikat ingin gencatan senjata. Bukan, bukan neokon, bukan intervensi liberal dan bukan petualang politik seperti Ash Carter di Pentagon, tapi sejumlah Elite puncak (the Elite) -yang mengendalikan amerika- yang sejak awal merancang krisis syria  dan mengetahui ke arah mana krisis akan berjalan. Mereka sekarang beralih ke plan B yang mana mereka fokus menekan kerugian akibat kalah perang dan menyelamatkan sebanyak mungkin para teroris yang mereka dukung. Biasanya, mereka yang mendanai, mempersenjatai, melatih dan mengirim para teroris wahhabi akan merasa bertanggung jawab akan keselematan mereka sehingga para Elite akan melakukan apapun yang dirasa perlu untuk menyelamatkan mereka.

Itulah kenapa ada Kerry. Tugas Kerry adalah terbang menuju Moskow, memberitahu Putin bahwa Obama mengubah pendiriannya mengenai perubahan Rezim (Syria) dan membawa hasil pertemuan dengan pihak Kremlin ke dewan PBB. Tujuan utama semua kebohongan ini adalah menggalang dukungan internasional untuk menjadikan kelompok teroris wahhabi sebagai “oposisi moderat” dan bergerak ke arah gencatan senjata dibawah mandat PBB yang dapat menghentikan serangan Rusia terhadap para teroris!

Tapi bukankah itu yang diinginkan semua orang, mengakhiri permusuhan?

Sama sekali tidak. Perang melawan teroris sangat berbeda dengan perang antar negara atau perang saudara. Sebuah kelompok teroris seperti Jabhat al-Nusra atau Ahrar al-Sham, misalnya, tidak dapat diperlakukan dengan cara yang sama sebagaimana mempelakukan oposan politik. Mereka adalah kaum fanatik agama yang bertekad mendirikan kekhalifahan dengan menggunakan segala cara. Kita tidak bisa berdialog dengan para teroris seperti ini; mereka harus ditangkap atau dilenyapkan. Inilah yang Rusia sedang lakukan. Rusia sedang melakukan pembersihan secara progresif dari ancaman teroris di Syria yang beresiko mengancam kepentingan Russia dan kepentingan sekutu Russia – Iran, Hezbolah dan Tentara Arab Syria.

Apa yang Kerry lakukan adalah sebuah bentuk kampanye untuk menggagalkan dan menghambat kemajuan anti-teror yang dikomandoi Rusia. Dan Kerry bersedia berbohong untuk melakukannya.

Inilah yang Kerry katakan di Moskow, Selasa 16-Desember-2015:

“Saya tekankan sekarang bahwa Amerika Serikat dan sekutu kami tidak menginginkan apa yang disebut perubahan Rezim (Syria)”

Dan persis sehari setelahnya, Kerry mengulang kembali perubahan dramatis dari kebijakan Obama:

“Kita tidak mencoba melakukan perubahan rezim. Kita tidak terlibat dalam revolusi berwarna (Syria). Kita tidak sedang mencoba mengintervensi negara lain. Kita sedang mencoba membuat perdamaian”

Okay, sampai disini apakah Amerika benar-benar tulus mengenai Syria?

Tidak. Kerry berbohong seperti biasanya. 24 jam kemudian, terjadi perubahan dramatis dalam kata-kata Kerry:

Rusia tidak dapat menghentikan perang bersama Assad karena Assad adalah alasan semua pejuang asing datang (ke Syria). Assad adalah magnet para teroris karena mereka datang untuk memerangi Assad. Jadi jika kalian ingin menghentikan perang di Syria dan kita juga, jika kalian ingin memerangi Isis dan menghentikan berkembangnya teroris, anda harus menyelesaikan masalah terkait Assad. Itu tidak berarti kita ingin mengganti semua aspek dari pemerintahan (Syria)

[baca: USA tidak meminta perubahan rezim Syria tapi Assad harus pergi]

Dapat idenya? Jadi, Amerika tidak mendukung perubahan rezim Syria tetapi pada saat yang sama bersikukuh dengan pendapat: Assad harus pergi.

Kemunafikan yang luar biasa.

Kebenarannya adalah tujuan pemerintahan Obama hanyalah menjatuhkan Assad. Kerry berniat membohongi Putin, mendapatkan persetujuannya dan membawa hasilnya untuk mendukung resolusi bodohnya di PBB. Dan sebagai hasilnya, nama Assad tidak pernah disebutkan sekalipun dalam semua resolusi. Kerry berpikir bahwa ini adalah kemenangan besar bagi Amerika Serikat. Tapi itu bukan kemenangan. Faktanya, semua permintaan Russia dikabulkan melalui resolusi PBB nomer 2254 yang berisi semua permintaan Putin yang pernah diajukan pada Komunike Genewa 2012.

Assad tidak pernah disebut dalam resolusi 2254 karena penyebutan nama presiden  tidak diperlukan untuk menetapkan kondisi:

1. pemerintahan transisi
2. pembentukan konstitusi baru dan negara sekuler syria
3. pemilu yang bebas dan adil untuk memastikan rakyat Syria dapat mengontrol masa depan mereka sediri.

Pada 2012, pemerintah USA menolak semua kondisi ini kecuali Assad dikeluarkan dari partisipasi dalam pemerintahan transisi. Sekarang USA mengubah posisinya terhadap Assad yang berarti semua permintaan Moskow telah disetujui. Resolusi 2254 merupakan bentuk kapitulasi pemerintahan USA. Ini adalah kekalahan diplomatik memalukan yang tidak ada satupun orang di media bersedia mengakui.

Jadi apa yang Kerry dapatkan dengan semua kebohongan dan manuver liciknya?

Tidak ada. Bahkan, ia menyerahkan semua yang dia punya dengan membuat sejumlah konsesi demi mendapatkan dukungan Russia.

Apa “konsesi” yang kita bicarakan?

Berikut adalah daftar singkat-nya:

Kerry bertemu dengan Putin di Moskow pada 15 Desember 2015. Pada tanggal 16 Desember, IMF memutuskan mendukung Rusia atas klaimnya sebesar $3 milyar melawan Ukraina:

“Dewan eksekutif IMF telah mengakui bahwa utang Ukraina sebesar $3 milyar kepada Rusia adalah sah dan diakui”

“Dalam kasus Eurobond, pemerintah Rusia secara resmi mewakili kasus ini. Informasi yang tersedia mengenai  sejarah klaim ini, mendukung tuntutan (russia)”

[baca: IMF akui Ukraina utang $3 milyar kepada Russia]

Syarat apa saja yang anda pikir harus dipenuhi Washington agar tercapai kesepakan ini?

Masih tanggal 16-Desember-2015, pemerintah USA mengumumkan bahwa mereka menarik pesawat F-15 dari pangkalan Turki dengan segera. Cerita seperti ini  :

12 pesawat tempur F-15 yang sejatinya di kirim ke pangkalan militer Incirlik Turki untuk menjaga wilayah udara Turki, tiba-tiba ditarik kembali menuju Inggris. Pemindahan pesawat tempur tersebut terjadi di tengah upaya diplomatik dan negosiasi militer di wilayah tersebut dengan Rusia.

Sehari sebelum penarikan pesawat tempur F-15, Kerry berada di Moskow untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York pada hari jumatnya mengenai Suriah dan upaya USA untuk keluar dari masalah Presiden Bashar al-Assad.

[baca : Angkatan Udara USA mulai tarik pesawat tempur F-15 dari Turki]

Kebetulan lain?

Sepertinya tidak.

Lalu ada ini: Pada tanggal 17 Desember, Obama mengijinkan tuntutan Rusia untuk meng-golkan resolusi PBB yang mengungkap rahasia pendanaan ISIS dan “memperkuat langkah hukum terhadap mereka yang melakukan bisnis dengan kelompok teroris”. Menurut RT.com :

Resolusi ini merupakan upaya bersama USA dan Russia yang keduanya memimpin kampanye anti-ISIS di syria. Kata kunci dari resolusi ini adalah “membuat kerangka untuk mengungkap dan menggagalkan upaya-upaya ilegal dalam rangka membantu pendanaan ISIS dan kelompok teroris terkait, melalui perdagangan minyak, artefak sejarah dan sumber-sumber ilegal lainya”

Resolusi tersebut disebutkan dalam piagam PBB pasal VII dan bersifat mendesak segera serta meminta kepada anggotanya “untuk bergerak dengan penuh semangat dan tegas untuk memotong aliran dana ISIS”.

[baca: Dewan Keamanan PBB dengan suara bulat menerima resolusi yang menargetkan keuangan ISIS]

Tapi apakah resolusi tersebut benar-benar diinginkan Obama, untuk mengekpose aliran keuangan ISIS dan para teroris lainya dan yang jelas-jelas mendapatkan dukungan utama dari sekutu utama Washington di Teluk (turki, qatar dan saudi)?

Jelas tidak. Kerry berharap dengan dukungannya terhadap resolusi tersebut akan membantunya mengadakan gencatan senjata (dan mendapat persetujuan Russia).

Akhirnya, pada tanggal 18-Desember-2015, Obama memberi tahu Erdogan agar dia menarik tentaranya dan tank dari wilayah Irak:

Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mendesak sekutunya Turki, Erdogan, untuk menarik dengan segera para tentaranya dari wilayah Irak dan menghormati kedaulatan negara Irak. Pada percakapan telepon hari Jumat, Obama mendesak Erdogan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menurunkan tensi tegangan dengan Irak termasuk penarikan pasukan militer Turki

Obama juga meminta kepada Erdogan untuk menghormati kedaulatan dan intergritas territorial Irak

300 kontingen Turki yang didukung 20-25 tank telah ditempatkan di pinggiran Mosul, ibu kota propinsi Nineveh, 4-December-2015.

[baca : Obama meminta Erdogan menarikan pasukannya dari Irak]

Dengan lain kata, sejak pendudukan Turki tanggal 4-Desember-2015, Obama tidak pernah merespons-nya sampai 2 hari setelah pembicaraan Kerry dengan Putin di Moskow.

Kebetulan lain?

Mungkin tidak. Disetiap peristiwa, USA selalu melakukan upaya serius untuk membujuk Putin menyetujui usulan Kerry di dewan Keamanan PBB (catatan: Obama mengetahui sebelumnya rencana Turki untuk menyerang Irak, faktanya: pejabat penting Turki mengkonfirmasi klaim ini dengan mengatakan bahwa semua negara yang relevan telah diberitahu tentang penyebaran pasukan. lihat disini)

Seperti yang saya katakan sebelumnya: Kerry memberikan apapun yang dia punya demi tercapainya kesepakatan yang tidak memiliki dampak apapun terhadap hasil akhir perang. Hal yang tragis, mengingat segala upaya kebohongan diplomatik (yang dilakukan Kerry) tapi tidak mengubah apapun. Masa depan Syria akan tetap diputuskan di medan laga dan tidak di PBB atau meja perundingan. Washington sejak lama telah memilih opsi penggunaan kekuatan senjata untuk mencapai ambisi geopolitiknya. Dan sekarang para oposan terorganisir (koalisi Rusia) telah muncul yang secara terbuka menantang proxy yang didukung AS dan meninggalkan Washington dengan hanya dua pilihan: melawan atau mundur.

Tetapi, bukankah hasilnya selalu seperti itu? Jika anda mendesak seseorang sedemikian rupa, maka mereka akan mendesak anda kembali.

Artikel asli dalam bahasa Inggris dapat dibaca disini