Dan islam nusantara adalah …
oleh : Subbhan A, Blogger
Islam nusantara yang saya pahami adalah islam yang memungkinkan ustadzah top, mamah dedeh, dapat berbicara di televisi dan mengatakan dengan lantang “coret islam nusantara! Tidak ada islam nusantara, yang ada islam rahmatan lil alamin”. Mamah dedeh beruntung tinggal di Negara yang penduduknya menganut falsafah islam nusantara. Karena jika beliau tinggal di Negara islam macam arab Saudi, beliau akan dijebloskan di penjara karena berani menyuarakan hal yang berbeda. Jangankan berbicara di televisi, menyetir mobil saja beliau akan dilaran. Lebih beruntung lagi, beliau tidak tinggal di Negara khalifah Al-Baghdadi ISIS. Beliau bisa disembelih karena berani bicara lantang di televisi, tanpa ditemani muhrim, tanpa menggunakan jilbab panjang dan tanpa cadar.
Islam nusantara yang saya pahami adalah islam yang memungkinkan simpatisan Ikhwanul Muslimin (aka PKS), dapat mendirikan partai disini. Anda tahu, dinegara asalnya Mesir, Ikhwanul Muslimin adalah organisasi teroris, pemimpinnya banyak dihukum mati. Simpatisan IM beruntung tinggal bersama penduduk yang sebagian besar menganut falsafah islam nusantara. Jika mereka tinggal di Negara islam seperti Saudi, mereka sudah dipenggal, karena IM juga merupakan organisasi teroris disana. Lebih beruntung lagi, mereka tidak tinggal di khalifah Al-Baghdadi ISIS. Bisa-bisa mereka akan disembelih, karena IM yang berafiliasi ke Ahrar Al-Sham dan Jahbat Nusra, adalah salah satu musuh yang paling sengit dari ISIS.
Islam Nusantara yang saya pahami adalah islam yang memungkinkan Hizbut Tahrir dapat berkumpul di stadion senayan. Ditengah ratusan ribu pendukungnya. Bercita-cita mendirikan kekhalifahan dan mengganti dasar Negara pancasila. Mereka dapat melakukan itu secara terbuka, memasang iklan di koran dan televisi, dan tidak ada yang memprotes. Mereka beruntung tidak tinggal di Negara islam seperti Saudi. Karena jika mereka tinggal disana, mereka akan dicap sebagai teroris dan melawan islam karena berniat menjatuhan kerajaan. Bisa-bisa mereka akan disembelih. Lebih beruntung lagi, pendukung Hizbut Tahrir tidak tinggal di khalifah Al-Baghdadi ISIS. Mereka akan dicap sebagai khawarij karena berani mendirikan kekhalifahan padahal kekhalifahan sudah berdiri tegak. Bukankah jika ada dua khalifah, maka khalifah yang belakangan harus disembelih?
Islam nusantara yang saya pahami adalah islam yang memungkinkan penganut Wahhabi dapat berteriak sana sini sambil mengacungkan jari telunjuk keatas dan mengkafirkan, membidahkan, dan mensesatkan amalan yang dilakukan puluhan juta penganut islam nusantara. Dan ajaibnya, islam nusantara tidak membalasnya dengan kekerasan. Bagi islam nusantara, tulisan dilawan dengan tulisan dan kekerasan dilawan dengan hukum. Wahabi beruntung memiliki tetangga yang toleran seperti islam nusantara. Karena seandainya penganut islam nusantara berhati keras dan congkak, maka yang pertama kali dihabisi adalah Wahhabi. Karena siapa lagi yang akan dilawan jika bukan mereka yang berani mengkafirkan dan membidahkan amalan para wali dan ulama panutan islam nusantara?
Wahhabi yang sangat ingin menjadikan syariat islam sebagai dasar negara Indonesia, jusru memilih tinggal di negeri sekuler spt Indonesia. Mereka beruntung tidak tinggal di Negara syariat islam seperti Saudi. Mereka lebih senang tinggal di Indonesia daripada tinggal di Saudi. Kenapa? Alasannya sederhana. Karena suara berbeda di Saudi berarti tiang gantungan. Anda harus siap digantung jika berani menyuarakan hal berbeda dari kebijakan kerajaan. Anda akan dituduh teroris, anda disesatkan, anda dibilang melawan hukum islam, dan yang paling penting, demonstrasi adalah haram. Disini, Wahhabi dapat berdemonstrasi setiap hari, sesuka hati. Dan tidak ada yang menggantung mereka. Mungkin karena itu, Abu Bakar Baasyir, salah satu gembong Wahhabi, lebih senang tinggal di Indonesia daripada menetap di Malaysia.
Islam nusantara yang saya pahami adalah islam yang toleran walaupun dikafirkan, yang menghargai perbedaan karena menyadari perbedaaan adalah keniscayaan, dan yang memilih sebagai kaum pertengahan tidak ekstrim kiri atau ekstrim kanan.
Saya ingat kisah Ibnu Muljam sang celaka dengan Imam Ali kw. Menjelang Akhir hayatnya, Imam Ali kw selalu berkata kepada sahabatnya, bahwa dia tidak akan meninggalkan dunia, kecuali setelah darah mengalir dari tengkuk kepalanya sampai ke dagu. Setiap melihat ibnu Muljam lewat didepan beliau kw, beliau selalu berkata, dia akan membunuhku.
Para sahabat bingung bertanya, jika demikian, kenapa anda tidak menangkap dia ya Imam. Imam menjawab jika demikian, aku akan menangkap orang yang belum berbuat kejahatan.
Sepanjang kepemimpinan Imam Ali kw, hak-hak Ibnu Muljam yang celaka selalu ditunaikan. Ibnu Muljam bahkan masih menerima bagian dari baitul mal (kantor perbendaharaan Negara). Setiap selesai menyerahkan hak Ibnu Muljam, Imam Ali kw selalu bertanya kepadanya, apakah saya sudah menunaikan kewajibanku?.
ya khalifah, kata Ibnu Muljam.
Sekali lagi para sahabat kebingungan dan bertanya, ya sayyidi, anda selalu berkata, bahwa dia akan membunuhmu. Tapi mengapa anda berbuat baik kepadanya.
Imam Ali kw tersenyum dan menjawab, aku ingin menghadap Tuhanku dalam keadaan menunaikan kewajibanku kepadanya. Sehingga aku dapat berhujjah dihadapan Allah.
Ibnu Muljam sang celaka adalah seorang gembong khawarij. Kelak kemudian hari, dia menghantam kepala Imam Ali kw dengan sebilah pedang yang dilumuri racun. Sebuah hantaman yang cukup untuk membunuh seluruh penduduk Madinah, menurut pengakuan Ibnu Muljam, karena ganasnya racun. Darah mengucur dari kepala Imam hingga kedagu. Persis seperti ramalan Imam Ali kw, 3 hari setelahnya sang Imam meninggal. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun.
Imam Ali kw adalah seorang demokrat Sejati. Beliau adalah rajanya para demokrat. Dan jika kita melihat system yang berkembang di dunia sekarang, umur Ibnu Muljam tidak akan lama. Dia akan berakhir ditahanan dan bahkan mungkin hukuman mati karena berencana membunuh seorang presiden, seorang khalifah. Dan jika ibnu Muljam hidup di Saudi atau di Negara Isis, Ibnu Muljam akan disembelih, mayatnya di mutilasi kemudian bagian2anya tubuhnya digantung didepan umum sebagai pelajaran buat khalayak umum.
Indonesia dengan islam nusantara-nya, menurut saya, telah berjalan di jalan Imam Ali. Dia tidak menghakimi seseorang sebelum mereka berbuat kejahatan. Penganut islam nusantara tahu bahwa para wahabi ekstrimis akan menjadikan penganut islam nusantara sebagai sasaran ketika wahabi bercita-cita mendeklarasikan Negara islam. Walaupun demikian, islam nusantara di Indonesia masih memperlakukan wahabi dengan cara yang baik dan islami.
Maka nikmat Tuhan manakah yang kau dustakan?