Hizbullah, Mufti Sunni Syria dan Lonceng Gereja

Hizbullah, Mufti Sunni Syria dan Lonceng Gereja
Oleh: subbhan a, blogger

syria_-_location_map_2013_-_syr_-_unocha-svg

– Syria –

Maloula: adalah sebuah kota kecil dalam provinsi Damaskus dan terletak 56 km timur laut Damaskus ibuka Syria. Dikenal sbg salah satu desa yang masih menggunakan bahasa aramic -bahasa kuno yang pernah digunakan Yesus as- maloula pernah menjadi kontes peperangan antara tentara pro pemerintah syria melawan teroris jahbat nusra dan FSA. 2 kali maloula sempat berpindah tangan ke tangan teroris. 21-oktober-2013 sampai 28-oktober-2013 dan 13-desember-2013 sampai 14-april-2014.

Selama maloula dikuasai para teroris,  1500 christian armenia dan orthodox dijadikan sandera. Menggunakan sebagai tameng hidup, penduduk sipil kristen maloula termasuk wanita dan anak2 dikurung ditempat2 strategis untuk mencegah serangan udara. Sementara itu 2500 kristen maloula mengungsi ke wilayah pemerintah syria. 45 warga sipil ditembak tanpa pengadilan, ada yang dibakar hidup2, maupun dieksekusi dijalanan.

Tidak usah kita ceritakan pemerkosaan yg diderita wanita2 kristen maloula karena mereka dianggap budak. Atau pendeta2 yang disembelih hanya karena dianggap kafir. Gereja2 yang dihancurkan, rumah2 yang dijarah, penghancuran patung yesus dan bunda maria, pembakaran manuskrip2 tua aramic kristen, rumah2 sakit yg dihancurkan, sekolahan, dll.

baca selanjutnya >

Feynman

Feynman
Oleh subbhan a, blogger

richardfeynman-painemansionwoods1984_copyrighttamikothiel_bw

Richard Feynman 1918-1988

Ketika Richard Feyman masih kuliah di MIT, dia mengambil mata kuliah biologi. Sebagai mata kuliah pilihan yang wajib diambil.

Sebagai mahasiswa fisika cemerlang, kadang menghapal definisi-definisi yang ada diktat2 adalah membosankan. Karena anda tinggal membuka buku biologi, dan dapat membaca definisinya secara langsung. Sesimple itu saja. Justru proses tersulit bukan disitu. Memahami realitasnya yang jauh lebih sulit.

Feynman membuktikan, seperti diungkapkan dalam bukunya yg menghibur “Surely You’re Joking, Mr Feynman“, ketika meneliti masalah biologi molekuler, Feynman melejit melebihi para koleganya yg mengambil mata kuliah biologi. Sekiranya, dia tidak ceroboh, kata Feynman, penelitianya mungkin diganjar nobel biologi. Sayangnya, sbg fisikawan lebih2 fisikawan teori, dia menderita penyakit yg sama: ceroboh.

Feynman tak pelak adalah ilmuwan yg banyak membaca tapi tak suka menghapal. Dia keliling dunia, mengajar banyak orang utk memahami realitas fisika yg tidak akan anda dapatkan hanya dgn membaca buku atau diktat. Dia sampai dalam level mahaguru, meraih nobel fisika, melalui karyanya yg cemerlang: Elektrodinamika Kuantum. Cabang teori fisika baru yang berhasil dia gagas.

Mengapa anda harus menghapal definisi-definisi jika bisa anda dapatkan hanya dengan membuka buku? Begitu kata2nya. Apalagi jaman internet seperti sekarang ini, yg hanya butuh 1-2 klik utk mendapatkan informasi.

Feynman memahami fisika hingga level tersulit tidak melalui diktat2 yang tebal, tapi masuk hingga ke realitasnya.

Jika pemula, pada saat belajar fisika, mereka harus mengambil kertas dan menuangkannya kedalam rumus2 rumit dan sulit utk memahami fisika, maka Feynman sudah melewati itu semua. Dia sudah memahami dari awal sampai akhir topik tanpa menuangkannya dalam rumus2 dikertas. Dia memikirkannya semuanya diotaknya.

Ketika ditanya, bagaimana dia mencapai itu, dia menjawab: aku memahami fisika hingga realitas terdalam. Dan itulah tahap tertinggi fisikawan. Sebuah posisi yg dicapai Einstein, Mills dan Yang, Paul Adrian Maurice Dirac, Niels Bohr, Werner Heisenberg, Schrodinger dan puluhan fisikawan cemerlang lainnya.

Saya berbicara tentang Feyman, utk menunjukkan bahwa diktat2 dan buku2 bukanlah tujuan. Dia cuma alat, dan jangan berhenti disitu.

Apalagi jika anda seorang pelajar yang ingin mengenal Tuhan.

Alam semesta tidak mampu menampungKu, tapi hati hambaKu yang ikhlas dapat meliputiKu“. (Hadits).

Jika alam semesta saja tidak mampu menampungNya maka jangan harap buku dan diktat dapat menampung dan menjelaskanNya.

Sepertinya kalimat terakhir itu relevan merangkum tulisan ini.

Literalis

Literalis
By subbhan a, blogger

images-4

Wahabi sering memaknai teks secara literal dan terjatuh kedalam lubang pengkafiran (takfiri)

Seorang sufi mengajar muridnya. Dan dia memelihara kucing karena begitu sayangnya. Tapi setiap mengajar, kucing itu membuat kegaduhan. Untuk mengatasinya, maka setiap sang sufi mengajar, kucingnya diikat agar tdk membuat gaduh.

Kebiasaan ini berlangsung bertahun-tahun sehingga muridnya lupa alasan kenapa kucingnya diikat pada sang sufi mengajar. Ketika sang sufi wafat, murid penerusnya melanjutkan tradisi. Walau murid2nya tidak menyukai kucing, mereka sengaja membeli kucing dan mengikatnya kala pelajaran dimulai oleh guru yang baru.

Di lain tempat, ada sang sufi lainnya. Setiap sholat, saat bangkit dari sujud, tubuhnya secara otomatis membutuhkan oksigen. Karena sudah tua, paru-parunya terbuka secara tiba-tiba untuk membuat aliran oksigen lebih lancar. Sementara tenggorokannya tidak siap, maka secara alami sang sufi mengeluarkan batuk setiap kali bangkit dari sujud.

Kejadian ini berlangsung terus selama hidupnya. Apalagi jika musim dingin mendera.

Ketika sang sufi meninggal, murid2nya yang tidak memahami persoalan, melanjutkan tradisi ini. Setiap bangkit dari sujud, mereka batuk secara berjamaah: uhuk uhuk..

Gaduh ..

Apa yg dilakukan para murid diatas, adalah gambaran tepat perilaku para literalis. Mereka memahami agama, hanya berdasar yang tersurat. Padahal dalam setiap kejadian selau ada makna yang tersirat. Dan seringkali  makna yang tersirat itulah makna yang sebenarnya.

Pertanyaan dimana Tuhan Sangat Tidak Relevan

Artikel ini saya tulis sebagai respon atas anggapan kawan2 wahhabi yang menganggap Tuhan bertempat di Langit. Aneh.

Pertanyaan dimana Tuhan Sangat Tidak Relevan
– Sebuah telaah pendek –
Oleh: subbhan a, blogger

big-bang-8

peristiwa ledakan besar dari sebuah singularitas yang melahirkan alam semesta. dimana Tuhan saat itu?

Ketika Hubble menemukan teleskopnya, dia menemukan bahwa bintang2 yang diamati mengalami pergeseran infra merah. Seketika para fisikawan sadar  bahwa bintang2 bergerak saling berjauhan satu sama lain. Karena hanya dalam keadan bergerak saling menjauh, bintang dapat mengeluarkan sinar inframerah.

Jika bintang2 saling bergerak menjauh satu sama lain, dan kecepatan menjauhnya dapat diukur, berarti dengan menghitung balik, fisikawan juga dapat menghitung saat semua benda angkasa di alam semesta berkumpul dalam satu titik dimensi tetapi memiliki massa sebesar alam semesta saat ini.

Itulah singularitas.

Utk memahami apa itu singularistas, bayangkan alam semesta saat ini yg besanya tak hingga tapi dengan ukuran sedemikian kecil mendekati nol. Saat itu, hukum fisika yg saat ini dikenal, tidak berlaku. Tidak ada yg namanya hukum graviasi, hukum newton, hukum kuantum dll. Materi belum dikenal, demikian pula konsep ruang dan waktu. Atas bawah, langit, bumi, bintang tidak relevan dibahas.

Alam semesta yg kita kenal saat ini pun tidak ada.

Dimana Tuhan saat itu?

Pertanyaan dimana Tuhan saat itu sama tidak relevannya dgn pertanyaan dimana Tuhan saat ini. Karena kata “dimana”, berarti menanyakan tempat dan terkait dengan ruang. Padahal ruang itu sendiri  belum tercipta. Tuhan tidak dilangit, tidak di bumi, tidak dimana-mana, tidak kemana-mana tetapi ada dimana-mana. Dia ada sejak awal mula dan tetap ada hingga alam semesta tiada. Konsep ruang dan waktu tdk meliputiNya karena ruang waktu justru diciptakanNya. Karena itu, mencoba menerangkan sifat keberadaaNya seringkali menjadi paradoksial.

Bahwa Alquran mencoba menjelaskan bahwa seakan2 Tuhan dilangit, hanya bisa ditafsirkan karena Dia ingin berdialog dengan makhkuknya dengan bahasa yg dikenal manusia. Tentu sangat rumit menjelaskan eksistensi Tuhan, yg terlepas dari ruang waktu dan terlepas dari hukum2 fisika saat ini sementara otak manusia, mengalami adaptasi selama jutaan tahun dalam hukum2 fisika yg dikenal saat ini.

Dalam acara NatGeo BrainGame, ada sebuah percobaan yg menunjukkan bahwa cara otak bekerja mengenai persepsi ruang dan waktu, sedemikian mudah direkayasa. Saat itu, sepasang suami istri, diberikan kaca mata yg memiliki distorsi 7 derajat. Artinya, setiap benda yang dilihat dgn kaca mata tersebut, bergeser sebesar 7 derajat kekiri.

Ketika pasangan tersebut disuruh menuangkan air ke sebuah gelas, keduanya gagal melakukannya akibat distorsi kaca mata. Ajaibnya, otak manusia secara cepat beradaptasi. Dan 15-20 menit kemudian, pasangan tersebut dapat menyesuaikan kondisi distorsi dan dapat menuangkan air didalam gelas.

Setelah terbiasa menggunakan kaca mata distorsi, percobaan dilanjutkan ketika kaca matanya dilepas. Karena otak sudah terbiasa melihat realita dalam keadaan distorsi, maka ketika kaca mata dilepas, otakpun harus menyesuaikan realita. Tetapi itupun butuh waktu. Utk sesaat pasangan tersebut juga gagal menuangkan air kedalam gelas karena otak masih beradaptasi.

Apa korelasi percobaan yang saya sebutkan diatas?

Bahwa konsep atas bawah, yang direkam manusia, adalah hasil adaptasi otak manusia jutaan tahun. Bahwa sesuatu disebut “diatas”, untuk sesuatu diatas horizon dan disebut “dibawah” utk dibawah horizon pandangan.

Dan butuh sebuah distorsi untuk membalik itu semua.

Maka ketika Tuhan, harus bercakap-cakap dan menyampaikan ide-Nya kepada manusia adaptif seperti ini, Dia harus bercakap-cakap dengan bahasa dan distorsi yang dikenal manusia.

Bahkan dengan itupun, begitu banyak penafsiran atasNya. Bayangkan, jika Tuhan menjelasakan diri-Nya dalam realitas yang tidak dipahami manusia. Bisa jadi tidak ada satupun manusia yang mampu mengenal-Nya.

Hamas dan Pengkhianatan2 mereka

Artikel ini sengaja saya buat untuk kawab saya, yang memiliki pandangan absurd. Mengagumi hamas dan membela Assad sekaligus. Bagi saya itu tidak bisa diterima dengan alasan2 dibawah ini.


Hamas dan Pengkhianatan2 mereka

oleh subbhan a, blogger

 

Qusayr battle: Videos of latest army operations

Battle of Qusayr: Perang yang menjadi saksi bisu perpecahan bangsa palestina. Satu pihak mendukung tentara Syria AlAssad, dan pihak lainnya justru mendukung pemberontak

Hamas itu sebenarnya adalah simpatisan Ihkwanul Muslimin. Bahkan leadermya, Ismail Haniyeh, terang2an membaiat Muhammad Badie, leader IM. Ini beritanya. Dan bisa ditelusuri di sumber2 lainnya dari yg ada didalamnya.

Hamas Leader Pledges Oath To New Egyptian Muslim Brotherhood Leader

https://www.globalmbwatch.com/2010/02/08/hamas-leader-pledges-oath-to-new-egyptian-muslim-brotherhood-leader/

Dan ini videonya ketika Ismail Haniyeh membaiat ikhwanul Muslimin

Ini video lebih lengkap

Tapi memang Hamas itu memang gak punya malu dan tebal muka. Sama seperti tuannya, Ikhwanul Muslimin. Selalu bermain di dua kaki. Dan sejarahnya juga dikenal memberontak dan membangkang tapi maunya dianggap pejuang demokrasi.

Di mesir dia membunuh PM Fahmy Nokhrasy tahun 1948. Juga pernah mencoba membunuh presiden Mesir Gamal Abdul Nasser. Pernah pula menghancurkan 750 gedung di kairo dan membuat kerusuhan dijalanan. Sepanjang kehadirannya di Mesir, wajah mesir selalu dihiasi dengan demonstrasi  dan saling kecam sesama anak bangsa. Tapi ketika diberangus, mereka akan bermain drama play victim dan berlindung dibalik demokrasi.

[Terdengar familiar dengan perilaku pendukungnya disini huh?]

baca selanjutnya >